Model diartikan sebgai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan.
Muhaimin (2001 : 221) mengutip Briggs bahwa Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.
Rusman (2011 : 133) menyatakan bahwa sebelum menentukan model pembelajaran yang akan dipergunakan, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam pemilihannya, yaitu :
1. Pertimbangan Tujuan yang hendak dicapai.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik.
4. pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis
Model Pembelajaran akan memiliki ciri-sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. dapat dijadikan sebagai pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas.
4. memiliki bagian-bagian model.
5. memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
6. membuat persiapan mengajar dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.
Banyak Model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli, diantaranya adalah :
1. Model Kemp
Jerold E. Kemp. berasal dari California State University di Sanjose. dia adalah orang yang pertama kali mengembangkan model desain Instruksional bagi pendidikan.
Model pembelajaran yang dikembangkan oleh kemp adalah berbentuk siklus, sehingga dari komponen mana guru tidak ditentukan untuk memulai proses pengembangan.
Kompoenen-komponen yang ada dalam model kemp adalah sebagai berikut :
1. hasil yang ingin dicapai.
2. analisis tes mata pelajaran.
3. tujuan khusus belajar.
4. aktifitas belajar.
5. sember belajar.
6. layanan pendukung
7. evaluasi belajar
8. tes awal
9. karakteristik belajar.
Kelebihan :
dalam setiap langkah selalu ada revisi terlebih dahulu guna menuju ke tahap berikutnya, sehingga kekarangan atau kesalahan pada tahap itu tidak terjadi pada tahap berikutnya.
Kekurangan :
Model pembelajaran ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran kelas. sehingga peran guru di sini memiliki pengaruh yang sangat kuat atau besar.
2. Model Dick and Carrey
Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural. Langkah–langkah Desain Pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
- Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
- Melaksanakan analisi pembelajaran
- Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa
- Merumuskan tujuan performansi
- Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
- Mengembangkan strategi pembelajaran
- Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
- Merevisi bahan pembelajaran
- Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Kelebihan :
dapat digunakan untuk semua kalangan karena mengacu pada pendekatan sistem, model ini tidak berjalan seperti tradisional.
3. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Intruksional)
Model ini muncul dilatar belakangi oleh :
1. Pemberlakuan kurikulum 1975.
2. Berkembangnya paradigma bahwa pendidikan adalah suatu sistem.
3. pendidik masih banyak yang menggunakan transfer knowledge
4. tuntutan kurikulum 1975 yang berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, efektifitas dan kontuinitas.
5. Sistem semester pada kurikulum 1975 yang menuntut perencanaan pengajaran sampai satuan materi terkecil.
langkah-langkah dalam model PPSI
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
2. Pengembangan alat evaluasi.
3. Menentukan kegiatan belajar mengajar.
4. Merencanakan program kegiatan belajar mengajar.
5. Pelaksanaan.
4. Model ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang lebih sifatnya lebih generik adalah model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
- Analysis (analisa), yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis).
- Design (desain/perancangan), yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic). Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
- Development (pengembangan), pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
- Implementation (implementasi/eksekusi) , implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
- Evaluation (evaluasi/ umpan balik), yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
5. Model ASSURE
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:
- Analyze Learners, perlu diketahui bagaimana kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal mereka, yaitu berdasarkan ciri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.
- States Objectives , menyatakan tujuan pembelajaran harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.
- Select Methods, Media, and Material, ada tiga hal penting dalam pemilihan metode, bahan dan media yaitu menentukan metode yang sesuai dengan tugas pembelajaran, dilanjutkan dengan memilih media yang sesuai untuk melaksanakan media yang dipilih, dan langkah terakhir adalah memilih dan atau mendesain media yang telah ditentukan.
- Utilize Media and materials , ada lima langkah bagi penggunaan media yang baik yaitu, preview bahan, sediakan bahan, sedikan persekitaran, pelajar dan pengalaman pembelajaran.
- Require Learner Participation, sebelum pelajar dinilai secara formal, pelajar perlu dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran seperti memecahkan masalah, simulasi, kuis atau presentasi.
- Evaluate and Revise, penilaian yang dimaksud melibatkan beberaoa aspek diantaranya menilai pencapaian pelajar, pembelajaran yang dihasilkan, memilih metode dan media, kualitas media, penggunaan guru dan penggunaan pelajar.
Bahan bacaan :
1. Hamzah, 2011, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta : Pena Grafika
2. Muhaimin, 2001, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
3. Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Jakarta : Bumi Aksara
4. Rusman, 2011, Model-model Pembelajaran, Jakarta ; Raja Grafindo Persada.
5. Wina Sanjaya, 2008, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media Group
6. http://mayadikiria.wordpress.com/2011/05/24/assure-model/
7. http://tpers.net/2009/04/model-desain-pembelajaran-pelatihan-addie_nurhadijah1215076090/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar